Monday, October 13, 2008

Membuat Kompos dari Sampah Organik

Sampah yang bisa dijadikan kompos adalah sampah basah yang mudah hancur atau larut, seperti potongan sayuran bayam, kangkung, singkong, jagung, dan sayuran basi. Pisahkan sampah basah tersebut dari sampah plastik, kardus, kertas, bekas minyak, oli, air sabun, dan sebagainya.

Untuk membuat kompos, Anda memerlukan ember plastik atau gentong plastik yang telah diberi lubang, dan ditancapkan pipa untuk saluran udara. Saluran udara ini berguna untuk memasukkan oksigen. Namun, untuk mencegah masuknya lalat ke dalam gentong atau ember, lubang pipa harus diberi kawat kasa.

Setelah ember siap, sampah hijau berupa sisa sayuran, buah, potongan rumput, daun segar, dan sebagainya bisa dimasukkan. Sebaiknya sampah hijau ini dicincang dulu, atau diiris kecil- kecil agar mempercepat proses penghancuran.

Campur sampah hijau ini dengan sampah coklat (serbuk gergaji, sekam, daun kering). Campuran kedua jenis sampah ini memakai perbandingan 1:1. Tambahkan kompos yang sudah jadi atau lapisan tanah atas, kemudian diaduk. Jangan lupa sirami dengan air sedikit untuk menjaga kelembaban.

Bila ingin mempercepat proses pengomposan itu dapat ditambahkan larutan EM4 (Effective Microorganism) yang dijual di toko pertanian atau toko bahan kimia. Anda juga bisa menambahkan molase (limbah kecap), larutan gula merah, atau gula putih.

Setiap tiga hari sampah di ember itu diaduk untuk memasukkan oksigen dan menurunkan panas yang timbul karena proses pengomposan. Jika tampak kering, basahi lagi dengan air. Pengomposan telah selesai jika campuran menjadi kehitaman dan tidak berbau sampah.

Pembuatan kompos bisa dilakukan sekaligus, atau selapis demi selapis. Misalnya setiap dua hari ditambah sampah yang baru (sampah hijau dan sampah coklat).

Kompos bermutu tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan bagi pertumbuhan tanaman. Penggunaan kompos yang belum matang akan menyebabkan terjadinya persaingan bahan nutrisi antara tanaman dengan mikro-organisme tanah. Ini justru akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman.

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), kompos yang sudah matang atau jadi mempunyai suhu yang sama dengan suhu air tanah. Kompos ini berwarna hitam dan bertekstur seperti tanah. Kompos juga harus berbau seperti tanah. Kompos yang sudah jadi tidak boleh mengandung bahan pengotor organik atau non-organik seperti logam, gelas, plastik, dan karet. Pencemar lingkungan seperti senyawa logam berat, B3, dan kimia organik seperti pestisida juga tidak boleh ada dalam kompos ini.

No comments: